Berita
Kemendikbudristek: MBKM Siapkan Mahasiswa Hadapi Tantangan Dunia Kerja
Pangkalpinang, DHP News – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah memperkenalkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai upaya menjembatani kebutuhan antara dunia pendidikan tinggi dan industri, khususnya terkait kompetensi lulusan. Program ini dirancang untuk mengatasi kesenjangan yang ada, dengan fokus pada kesiapan lulusan dalam menghadapi tuntutan dunia kerja.
Kemendikbudristek menyadari bahwa salah satu tantangan utama bagi perguruan tinggi adalah menciptakan lulusan yang memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri. Untuk menjawab tantangan tersebut, MBKM dirancang agar mahasiswa memiliki kesempatan belajar di luar kelas, sehingga mereka dapat memperkaya pengalaman praktis dan meningkatkan kompetensi profesional.
Program ini melibatkan mahasiswa dalam berbagai kegiatan selama tiga semester, seperti magang, wirausaha, pertukaran pelajar, studi independen, dan proyek lain. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih dalam, sehingga mahasiswa lebih siap ketika mereka lulus dari perguruan tinggi.
Dalam rilis resminya, Rabu (2/10/2024), Staf Khusus Mendikbudristek Bidang Kompetensi dan Manajemen, Pramoda Dei Sudarmo, menjelaskan bahwa MBKM memungkinkan mahasiswa belajar langsung dari praktisi industri. “Program ini memberikan percepatan akses mahasiswa pada kemampuan berstandar tinggi,” ujar Dei.
Sejak diluncurkan pada tahun 2020, lebih dari dua juta mahasiswa telah mengikuti program Kampus Merdeka, yang memberikan pengalaman langsung di dunia kerja. Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan daya saing lulusan di tengah persaingan global. Saat ini, terdapat lebih dari 9,8 juta mahasiswa yang terdaftar dalam 32.592 program studi di 4.356 institusi pendidikan tinggi di seluruh Indonesia.
Dei menambahkan, “Dengan skala dan jumlah yang kompleks, platform Kampus Merdeka memungkinkan mahasiswa untuk mendaftar ke program yang mereka minati secara langsung, sementara universitas tetap memantau kemajuan mereka.”
Selain tantangan di bidang pendidikan, Kemendikbudristek juga menghadapi masalah keterbatasan anggaran dan sumber daya riset kampus. Untuk itu, platform kolaborasi Kedaireka.id diluncurkan. Platform ini mempertemukan universitas, industri, dan pemerintah untuk mendorong inovasi berbasis riset. Kemendikbudristek juga membuka peluang kolaborasi antara fakultas lokal dan perguruan tinggi ternama dunia, guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Salah satu mahasiswa yang merasakan manfaat dari program ini adalah Adhi Setiawan, lulusan Teknik Informatika Universitas Brawijaya. Adhi mengikuti program Bangkit, yang merupakan bagian dari Kampus Merdeka, dengan fokus pada pembelajaran digital seperti machine learning, cloud computing, dan keamanan siber. Program ini membuka peluang bagi berbagai kalangan, termasuk penyandang disabilitas, untuk mendapatkan pengetahuan langsung dari para ahli di bidangnya.
Adhi berbagi pengalamannya, “Pengetahuan saya semakin bertambah. Pengalaman belajar machine learning hingga bahasa Inggris membuat saya lebih percaya diri. Kini, saya berkarier sebagai AI engineer dan bisa berkontribusi dalam industri kesehatan nasional.”
Kisah Adhi adalah contoh nyata bagaimana program Kampus Merdeka membantu mahasiswa mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh di kampus serta meningkatkan keterampilan melalui pembelajaran berbasis praktik. Program ini diharapkan akan terus memberikan dampak positif yang signifikan di masa depan.
Sumber: infopublik.id