Teknologi
Komputer Quantum Milik Google 100 Juta Kali Lebih Cepat
Google tampaknya lebih percaya diri tentang kemampuan teknis komputer quantum D-Wave 2X miliknya, yang beroperasi bersama NASA di badan antariksa Amerika Serikat, Ames Research Center, di Mountain View, California.
Dikutip dari Venture Beat, Jumat (11/12/2015), untuk komputasi quantum, D-Wave adalah mesin yang paling dekat dengan kita. Mesin ini bekerja dengan bit quantum, atau qubit sebagai ganti bit konvensional lainnya.
Superposisi qubit ini memungkinkan mesin tersebut membuat komputasi dalam jumlah besar secara bersamaan. Hal ini menjadikannya sebagai sebuah komputer kuantum yang sangat dinanti-nanti bagi beberapa proses tertentu untuk keperluan khusus.
Dalam dua pengujian, Google Quantum Artificial Intelligence Lab mengumumkan bahwa pihaknya telah menemukan, mesin D-Wave dapat menjadi jauh lebih cepat daripada simulasi anil, simulasi komputasi quantum pada chip komputer klasik.
Direktur Teknik Google, Hartmut Neven, mengemukakan hasil pengujian itu dalam sebuah tulisan di blog resmi Google Research.
“Kami menemukan bahwa untuk kasus masalah yang melibatkan hampir 1.000 variabel biner, anil quantum secara signifikan melebihi komputer klasik, yang menyimulasikan anil. Hal ini 100 juta kali lebih cepat daripada simulasi anil yang berjalan pada satu inti,” ungkap Neven.
Google, lanjut Neven, juga membandingkan hardware quantum dengan algoritma lainnya yang disebut Quantum Monte Carlo. Ini adalah sebuah metode yang dirancang untuk meniru perilaku sistem quantum, tetapi berjalan pada prosesor konvensional.
Sementara skala dengan ukuran antara dua metode ini sebanding, mereka kembali dipisahkan dengan faktor besar, kadang-kadang setinggi 100 juta.
Aplikasi secara komersial dari teknologi ini mungkin tidak berlangsung dalam semalam, tapi boleh jadi teknologi ini mengantarkan kita pada peningkatan kecepatan untuk banyak hal, seperti pengenalan gambar, yang banyak ditempatkan di layanan Google. Tidak hanya itu, teknologi ini juga bisa berguna untuk hal tradisional seperti membersihkan data kotor.
Di luar Google, peningkatan kecepatan yang ditawarkan teknologi ini bisa diterjemahkan ke dalam perbaikan untuk perencanaan dan penjadwalan serta manajemen lalu lintas udara, kata David Bell, direktur Riset untuk Ilmu Komputer Lanjutan, Asosiasi Riset Ruang Angkasa Universitas, yang juga terlibat pada teknlogi D-Wave ini.
(Sumber: Liputan6.com)