Berita
Menteri Kominfo: Sekitar 130 Juta Masyarakat Indonesia Punya Media Sosial
Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara menyampaikan bahwa karakteristik orang Indonesia tidak pernah lepas dari telepon seluluer dan hampir setiap jam selalu menggunakan smartphone. “Mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi hanya gadget yang dimainin, jadi kita tidak bisa lepas dari ponsel dan juga tidak bisa lepas dari internet,” ungkap Menteri Rudiantara saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional Rakernas Budhis Tahun 2017, bertempat di Hotel Tanjung Pesona Beach Resort Sungailiat Bangka, pada Jum’at (27/10/2017).
“Sekitar 130 juta masyarakat Indonesia memiliki media sosial. Tingkat partisipasi netizen Indonesia di media sosial menyatakan 97 (sembilan puluh tujuh) persen masyarakat Indonesia menggunakan ponsel, pengguna Facebook di Indonesia berada di peringkat enam di dunia, pengguna Youtube di Indonesia berada di urutan sepuluh di dunia, pengguna Twitter dan Google di Indonesia berada di peringkat satu di dunia,” jelas Rudiantara.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara penyalagunaan media sosial bukan hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga terjadi di negara lain. Hoax memang banyak terjadi media sosial, oleh sebab itu seluruh komponen bangsa harus terus memeranginya. “Seharusnya masyarakat tidak hanya memikirkan konten negatif di media sosial seperti hoax namun harus optimis bahwa ekonomi Indonesia akan bisa maju dengan kemajuan teknologi digital. Ekonomi kita akan besar dengan kemajuan dunia digital, itu ruang yang harus diisi oleh seluruh generasi muda,” ungkap Menteri Rudiantara.
Menurut Menteri, semua harus bersatu untuk fokus terhada pengembangan ekonomi dan bukan memikirkan dampak negatif pemanfaatan kemajuan digital. “Sayangilah negara, anak-anak kita, keluarga kita jangan sampai dipapari yang namanya hoax,” harap Menteri Rudiantara.
Sementara itu, Kapolda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Brigadir Jenderal (Pol) Drs. Syaiful Zachri menjelaskan bahwa dalam 12 (dua belas) tahun ke depan masa depan Indonesia akan cerah karena memiliki banyak potensi, namun negara lain tidak mau melihat Indonesia menjadi negara maju. Maka salah satu alat untuk memecah belah bangsa Indonesia dengan memunculkan hoax.
“Maka ini yang harus diwaspadai, jangan sampai kita terlena jika menerima konten yang tidak benar maka delete saja,” ungkap Kapolda Kepulauan Bangka Belitung.
Menurut Kapolda, tujuan dari pembuat hoax yaitu bermaksud untuk memecah belah dengan berbagai alasan seperti politis, mencari dukungan, membelokkan persepsi, dan membentuk opini publik. Kapolda menyampaikan hal tersebut berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian terhadap pelaku yang menjadi tersangka.
“Kenapa mereka memunculkan hoax karena untuk membentuk opini, adanya kepentingan politik, menyebarkan terorisme dan paham negatif, dan ada juga yang ingin mengahasilkan materi,” tegas Kapolda.
Sementara itu Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Yan Megawandi menjelaskan orang yang menyebarkan hoax mempunyai latar belakang antara lain faktor ekonomi, faktor politik yang berhubungan dengan banyak kepentingan, iseng-iseng atau coba-coba untuk dengan tujuan menemukan sesuatu yang baru. Menurut Sekda Babel, pemerintah daerah lebih banyak bertugas mengelola konten atau isue di tingkat lokal. Sekda juga meminta kepada generasi muda untuk mencermati juga konten yang bersifat nasional, regional mauun internasional.
“Caranya, dengan mempertinggi pertemuan antar komunitas, meningkatkan dialog dan memberikan ruang untuk masuk ke konten tersebut sehingga kita semua dapat berbagi peran,” tegas Sekda. Sekda juga menambahkan bahwa di dunia digital masyarakat harus sesering mungkin melakukan komunikasi agar semakin memahami suatu informasi maupun berita yang muncul dari berbagai media.
Sumber: http://babelprov.go.id/content/menteri-kominfo-sekitar-130-juta-masyarakat-indonesia-punya-media-sosial